Bandung – Pada tanggal 24 dan 25 Oktober 2019 kemarin, telah berlangsung acara tahunan yang cukup menarik yang bertepat di Telkom University, yaitu ICT Expo 2019 yang bertema “Promoting the Development of Indonesia Digital Economy Through Innovations and Synergy of University, Industry, Government, & Communities”, acara ini diisi dengan pameran inovasi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang telekomunikasi, start up, dan produk-produk hasil karya mahasiswa Tel-U.
Disini author akan berbagi cerita tentang seminar tentang Stratup Explore yang dilaksanankan dihari kedua. Seminar ini diisi oleh 4 startup terkenal seperti Aruna yang diwakili oleh Kak Sri Yunita Maksudi, Kumparan yang diwakili oleh Bang Hugo Diba, Nodeflux yang diwakili oleh Pak Salman Farouk, dan Grab yang diwakili oleh Bang Arie Maulana.
Seminar dimulai dengan Aruna sebagai pembicara pertama, disini kak Nita lebih banyak menceritakan bagaimana model dan proses bisnis yang ada didalam Aruna itu sendiri. Sangat menarik ketika kak Nita membicarakan Market opportunity yang dimiliki Aruna dengan menargetkan kurang lebih 4 juta nelayan Indonesia untuk dijadikan Mitra Aruna dengan pendapatan setiap kelompok nelayan yang ada saat ini mencapai Rp700 juta per bulan. Value Proposition yang ditawarkan juga sangat jelas yaitu memotong mata rantai yang panjang dari nelayan ke pasar dan memberikan nilai lebih kepada produk ikan dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dijual ke pasar.
Dengan model bisnis B2B (business to business) saat ini Aruna telah memiliki 16 Miniplant yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki 5 Q/C Warehouse. Tidak lengkap rasanya kalau author tidak membicarakan Market Strategy yang dipakai oleh Aruna, sebagai startup yang bergerak dibidang kemaritiman, Aruna memposisikan dirinya sebagai first mover, strategi yang dipakai pun berbeda-beda disetiap Miniplant yang ada, hal ini diketahui karena author pernah melakukan Internship di Aruna dan pada sesi tanya jawab ketika ada pertanya kenapa di Bandung masih susah mendapatkan ikan laut, kak Nita menjawab dikarenakan model bisnis Aruna sendiri yang notabennya berbentuk B2B dan terkendala masalah pendistribusian. Dari pertanyaan itu, author menjadi yakin kenapa Aruna tidak merambah pasar konsumen secara langsung yaitu dikarenkan belum pastinya Market Startegy yang sama dan bisa diterapkan disemua Miniplant dan tentu saja masalah logistik itu sendiri.
Dilanjutlah pembicaraan oleh Kumparan dan Nodeflux, sebenarnya author tidak terlalu memperhatikan detail apa yang disampaikan keduanya dikarenakan keduanya hampir sama membicarakan bagaimana kedua startup itu berdiri. Yang menarik adalah saat pembicaraan keduanya saat sesi tanya jawab, Kumparan disini menjelaskan bagaimana sebuah startup bisa terus bertahan disuatu industri dengan cara seperti apa. Kumparan terlebih dahulu menjelaskan model bisnis mereka yang mengandalkan model bisnis hibrida yang mana shareholder Kumparan tidak bisa secara penuh mengatur rumah tangga Kumparan, akan tetapi Kumparan sendiri yang mengaturnya.
Sebenarnya author sendiri merasa penasaran dengan model startup media seperti ini termasuk jenis e-commerce seperti apa, jika merujuk pada buku Laudon tahun 2017 sudah bisa dipastikan kumparan merupakan bisnis dengan model B2C (business to customer) dengan jenis Content Provider tapi tidak menutup kemungkinan model hibrida yang disampaikan bang Hugo juga merujuk penggabungan model B2C dengan M-commerce.
Seterusnya, bang Hugo menjelaskan agar startup tetap sustain haruslah fokus pada revenue based setelah memasuki tahap growth. Pihak Nodeflux pun membenarkan argumen yang dikatakan bang Hugo, untuk tumbuh, sebuah startup harus memiliki Revenue Model yang jelas, Pak Salman pun menambahkan selain Revenue Model, ada hal lain yang perlu diperhatikan seperti invesment, mental pivoting, dan how to booming something we have. Jika kita telaah lagi pengertian how to booming something we have seperti kata Pak Salman, hal ini sejalan dengan apa yang tertulis didalam buku Laudon tentang memasarkan produk dengan cara Viral Marketing. Beliau juga menjelaskan, bahwa mendapatkan investor juga perlu perencanaan waktu atau penjadwalan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk pemasaran startup itu sendiri agar namanya terangkat dan menjadi viral kembali. Hal ini merupakan sebuah insight baru bagi author dan sangat menarik jika dibicarakan lebih lanjut.
Terakhir adalah pembicara dari Grab, yaitu bang Arie maulana. Sebenarnya pada sesi ini, pembicaraan lebih mengarah bagaimana pengalaman ketika dirinya bergabung dengan Grab Indonesia, disitu beliau membicarakan pengalaman wawancara dan pertama kalinya bekerja dikantor Grab pada tahun 2016. Secara lugas beliau menceritakan bagaimana bekerja di Grab dan bagaimana keseharianya, sampai saat beliau bercerita pengalaman berbincang dengan mitra Grab yang merasa beruntung dan bersyukur bergabung kedalam mitra Grab. Disitu, bang Arie sadar bahwa pekerjaan beliau ternyata menghasilkan social impact yang sangat besar, mulai dari situ beliau berpesan jika salah satu audiens nanti ingin membuat startup carilah yang bermanfaat bagi masyarakat. Value Propositon sangatlah penting bagi suatu produk untuk bersaing di pasar, seperti yanga ada pada Grab Indonesia yang tidak hanya memberikan nilai bagi konsumenya tetapi bagi mitra dan stakeholder Grab lainya.
Kesimpulanya, dalam memulai usaha sebuah startup, business models sangat penting untuk menentukan arah kemana startup itu akan melangkah. Business Models yang juga terkadang harus fleksibel nantinya seperti pada Aruna yang menurut author belom memiliki Market Strategy yang pasti untuk keseluruhan bisnisnya. Kemudian, bagaimana cara untuk terus bertahan seperti yang dikemukakan oleh Kumparan dan Nodeflux dalam menghadapi tantangan bisnis juga patut dipertimbangkan yaitu dengan mengandalkan Revenue Model dan tidak melulu mengandalkan investor. Terakhir, seperti yang dikemukakan oleh pihak Grab indonesia dan Nodeflux sebenarnya bahwa setiap usaha yang kita ciptakan haruslah memiliki dampak yang besar dan berguna bagi masyarakat Indonesia. RDE.
*Similarity Check
*Dibuang sayang